;

Minggu, 20 Januari 2013

Beginilah Otak Manusia Setelah 20 Tahun Menikah

Minggu, 20 Januari 2013


Para peneliti mencari apa isi otak manusia setelah 20 tahun manusia menikah. Beberapa orang beranggapan bahwa cinta akan memudar setelah pasangan menikah bertahun-tahun. Sebenarnya bagaimana aktivitas otak pasangan yang sudah menikah selama 20 tahun? Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam edisi Desember Social Cognitive and Affective Neuroscience menunjukkan orang-orang yang mengatakan ia masih jatuh cinta dengan pasangannya meski sudah dua dekade menikah bukanlah sesuatu yang gila atau berbohong.


Hal ini berdasarkan hasil scan MRI otak orang yang sudah lama menikah dan masih menikmati pernikahannya. Studi ini menunjukkan bahwa ada beberapa pasangan yang masih tetap tergila-gila dengan pasangannya meski sudah 20 tahun menikah. Teori yang berlaku mengenai cinta adalah seseorang akan tergila-gila dengan pasangannya di awal-awal hubungan, tapi setelah beberapa tahun pasangan akan menjadi kurang bergairah dan bisa digantikan oleh cinta lainnya. Namun hal ini tidak terjadi pada semua pasangan.

Bianca Acevedo dan Arthur Aron dari Departemen Psikologi di Stony Brook University, New York melakukan studi untuk menyelidikinya. Studi ini melibatkan 17 orang yang mengaku masih jatuh cinta dengan pasangannya meski rata-rata usia pernikahannya sudah mencapai 21 tahun. Peneliti membandingkan scan otak pasangan ini dengan orang-orang yang baru jatuh cinta. Dalam beberapa hal didapatkan ada aktivitas otak yang sangat mirip.

Pada orang yang baru jatuh cinta menunjukkan aktivitas di daerah yang kaya dopamin ketika melihat atau memikirkan pasangannya. Hal ini berarti Ventral Tegmental Area (VTA) yang merupakan bagian dari pusat reward menunjukkan banyak aktivitas. Kondisi ini juga bisa terjadi pada orang yang sudah bertahun-tahun menikah. Tapi tidak seperti orang yang baru jatuh cinta, otak orang yang sudah jatuh cinta bertahun-tahun tidak menunjukkan aktivitas antar daerah yang terkait dengan kecemasan dan ketakutan.

“Individu dalam hubungan jangka panjang mungkin mengalami kegembiraan, daya tarik seksual, keterlibatan dan intensitas yang terkait dengan cinta romantis. Tapi umumnya ia memiliki rasa gelisah dan pikiran mengganggu yang jauh lebih sedikit dibanding individu yang baru jatuh cinta,” ujar Acevedo, seperti dikutip dari Healthland.Time.com

Selain itu hasil scan juga menunjukkan adanya aktivasi lebih banyak di daerah otak yang berkaitan dengan cinta ibu atau ikatan dengan pasangan. Penelitian lain yang dilakukan Aron telah membuatnya yakin bahwa pasangan yang paling sukses adalah pasangan yang mana saling membantu mengembangkan idenya masing-masing, dan pasangan yang masih jatuh cinta dilaporkan sering melakukan hubungan seks (tentunya disesuaikan dengan usia). “Studi ini adalah berita baik bagi pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun atau pernikahan jangka panjang,” ungkap Aron.

sumber


TULISAN BERJALAN INI SILAHKAN DIISI DENGAN PESAN ANDA

NAMA ANDA - 01.07
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

0 komentar:

Posting Komentar